Oleh: Sutrisno Pangaribuan

Presidium Kongres Rakyat Nasional (Kornas)

_______
BELUM lama berselang, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan bahwa putra bungsunya, Kaesang Pangarep (Kaesang) sudah meminta restu keluarga untuk masuk jadi kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Meski tidak menjelaskan pemberian restu kepada Kaesang, namun Jokowi juga tidak menyampaikan larangan. Bahkan Jokowi menyatakan bahwa anak-anaknya sudah punya pilihan masing-masing yang ditentukan secara bebas dan mandiri.

Terbaru, Kaesang Pangarep, putra bungsu Jokowi secara resmi telah menjadi anggota Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang diumumkan akhir pekan ini. Rumah Jokowi di Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Jawa Tengah, dipilih sebagai lokasi dan saksi simbolik disahkannya Kaesang sebagai anggota PSI pada Sabtu siang (23/9/2023). Momentum tersebut juga dihadiri Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie, Sekretaris Jenderal PSI Isyana Bagoes Oka, dan beberapa pengurus PSI.

Defisit Kualitas Elit Politik Nasional

Barangkali tidak berlebihan jika saat ini Indonesia sedang mengalami defisit kualitas elit politik nasional, termasuk pucuk pimpinan partai politik (parpol). Semula hanya Prabowo Subianto (Prabowo) satu-satunya ketua umum (ketum) parpol yang berani maju sebagai bakal calon presiden (bacapres), selebihnya masih setia menunggu arahan Jokowi. Namun, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) yang telah 18 tahun menjadi Ketum PKB dan sejak Pemilu 2019 telah memasang baliho sebagai bacapres di seluruh wilayah, kini cukup puas jadi bacawapres Anies Rasyid Baswedan (ARB).

Sementara itu, para ketum parpol lainnya sadar diri, dan memilih pasrah menunggu dipinang oleh bacapres, baik untuk menjadi bacawapres atau menjadi ketum tim pemenangan. Semua ketum parpol pro koalisi pemerintahan Jokowi, maupun yang di luar koalisi tidak satu pun yang percaya diri, maju menjadi bacapres maupun bacawapres. Hanya PBB yang berani mengajukan ketumnya, Yusril Izha Mahendra, sebagai bacawapres Prabowo.

Ironisnya, meski Airlangga Hartarto, Ketum Golkar, Menko Perekonomian, Zulkifli Hasan, Ketum PAN, Menteri Perdagangan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Ketum Demokrat, bersama ketum parpol non parlemen berharap dipilih Prabowo sebagai bacawapres, namun justru wajah Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Jokowi, anak ingusan (sebutan Panda Nababan) yang dipasang pendukung Prabowo pada baliho bersama Prabowo di berbagai daerah.

Pengaruh Politik Jokowi

Berharap dapat dukungan politik dari Jokowi dan keluarganya tidak hanya diinginkan oleh PSI. Parpol lain dalam koalisi pemerintahan Jokowi juga berharap sama, terutama bagi parpol yang terancam tergusur dari Senayan. Namun PSI jujur dan terbuka mengakui bahwa satu-satunya harapan untuk lolos parliamentary treshold (PT) ada pada dukungan politik Jokowi dan keluarganya.