Tandaseru — Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara bersama Kanwil DJPb Provinsi Maluku Utara menggelar Diseminasi Fiskal dan Moneter Malut di Red Corner, Selasa (19/9).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara R Eko Adi Irianto menjelaskan, perekonomian Provinsi Maluku Utara pada triwulan II 2023 tumbuh sebesar 23,89% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan I yang tumbuh sebesar 16,49% (yoy). Pertumbuhan ekonomi Maluku Utara pada triwulan II 2023 tercatat sebagai pertumbuhan tertinggi di Indonesia.

“Secara umum, terjadinya akselerasi pertumbuhan didorong oleh kinerja pertambangan dan industri pengolahan yang masih tumbuh tinggi pada triwulan II 2023. Selain itu, pertumbuhan disinyalir didorong oleh peningkatan konsumsi masyarakat pada
momen Hari Besar Keagamaan (HBKN) Idul Fitri dan Idul Adha 1444 H yang berlangsung pada triwulan II 2023,” jelasnya.

Inflasi IHK Kota Ternate pada triwulan II 2023 tercatat sebesar 5,37% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan I 2023 sebesar 4,97% (yoy) serta lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional sebesar 3,52% (yoy). Kelompok penyumbang inflasi terbesar sepanjang triwulan II 2023 adalah Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau dengan andil inflasi sebesar 2,72% (andil yoy) dengan inflasi sebesar 2,91% (yoy) yang disebabkan oleh pola permintaan musiman masyarakat yang meningkat pada momen HBKN Idul Fitri dan Idul Adha 1444 H.

“Sementara itu, pada bulan Juli 2023, IHK Kota Ternate di Maluku Utara mengalami inflasi sebesar 0,30% (mtm), lebih tinggi dibandingkan tekanan inflasi pada bulan Juni 2023 sebesar 0,01% (mtm) serta lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi nasional sebesar 0,21% (mtm),” bebernya.

Inflasi pada Juli 2023 secara umum disumbangkan oleh Kelompok Transportasi yang dipengaruhi oleh kenaikan harga pada komoditas angkutan laut dan angkutan udara. Dari sisi komoditas, penyumbang andil inflasi tertinggi sepanjang triwulan II 2023 ialah komoditas beras, bensin, angkutan udara, rokok kretek filter, dan ikan malalugis.

Inflasi IHK Kota Ternate di Maluku Utara pada triwulan III 2023 diperkirakan lebih rendah dibandingkan dengan triwulan II dan berada pada rentang target inflasi nasional 3±1%.