“Kami menuntut ke orang nomor satu di Provinsi Maluku Utara untuk menggunakan kapasitasnya sebagai pemerintah provinsi agar segera mediasi pertemuan dengan pihak perusahaan terkait agar mengganti segala kerugian masyarakat Sagea. Namun ketika kami datang ke kediaman Gubernur kami hanya dipertemukan dengan pihak keamanan yang berjaga. Padahal informasi yang kami peroleh Gubernur Kamis pagi kemarin berada di Ternate,” jelas Junaidi.
Ia bilang, bagi BEM Unkhair Gubernur telah menggambarkan sikap ketidakpedulian terhadap permasalahan di Sagea.
“Karena tidak mau bertemu dengan massa aksi, bahkan sejauh ini belum ada statement dari Gubernur terkait masalah ini,” jabarnya.
“Pamflet ini kami buat atas dasar akumulasi kemarahan kami terhadap Gubernur Provinsi Maluku Utara yang sejauh ini tidak pernah menemui kami ketika melakukan demonstrasi dan bahkan keberadaannya masih menjadi misteri. Kami dalam waktu dekat akan menggelar aksi kedua,” tandas Junaidi.
Juru Bicara Gubernur Maluku Utara Rahwan K Suamba yang dikonfirmasi belum memberikan tanggapan soal pamflet tersebut.
Berdasarkan informasi di lapangan, AGK saat ini masih berada di Maluku Utara, di mana pada Minggu (17/9) ia masih terpantau menghadiri kegiatan pelatihan peningkatan kapasitas dan kepemimpinan organisasi perempuan yang digagas Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Maluku Utara.
Tinggalkan Balasan