Setelah pesta olahraga Asia Tenggara itu, Dani tetap di Pelatnas. Tahun 1990, Ia ikut kejuaraan tinju dunia di Moskow namun langkahnya terhenti di babak perempatfinal.
Saat Filipina jadi tuan rumah Sea Games ke XVI, Dani kembali membela Merah Putih. Di Manila, langkah Dani melaju hingga partai final. Sayangnya, Ia kembali gagal meraih emas. Adalah Vichairachanon Khadpo, petinju asal Thailand yang menggagalkan ambisi meraih emas untuk Indonesia.
Sadar jika dirinya butuh jam terbang yang lebih lama di dunia tinju internasional, Dani kemudian mengikuti banyak kejuaraan tinju di luar negeri. Tahun 1992, Ia terbang ke Bangkok dan jadi juara di sana saat menumbangkan petinju Mongolia. Dani juga ke Manila dan Tokyo. Di tahun yang sama, Ia jadi bagian dari kontingen Indonesia yang akan berlaga di Asian Games Beijing.

Para petinju sebelumnya menjalani training center di Jerman. Di Jerman pula Dani mulai dilatih oleh Helmut Kruger. Pelatih asal Jerman Timur ini adalah sosok yang sangat berpengaruh dan jadi idolanya. “Gaya melatihnya sangat baik. Ia lebih mengutamakan fisik. baru setelah itu kami dilatih tekhnik dan taktik”. Di Beijing, Dani terhenti di perempatfinal oleh petinju Korea, Li Gwang-sik.
Pulang dari Asian Games, Kruger terus menggenjot Dani dengan latihan yang spartan. Ia juga dikirim ke beberapa kejuaraan amatir dunia di Kanada dan Jerman. Saat Piala Presiden digelar, Dani jadi juara setelah mengalahkan petinju asal Rusia. Ini sebuah capaian karena menurut Dani, petinju asal Rusia adalah lawan terberat yang sering Ia hadapi. Postur mereka tinggi, daya tahannya bagus dan selalu melakukan hit and run.
Saat Singapura jadi tuan rumah Sea Games ke XVII tahun 1993, Dani kembali membela Indonesia. Kegagalan meraih emas di dua edisi Sea Games sebelumnya jadi pelecut. Berbekal persiapan yang lebih matang, langkah Dani melaju hingga partai puncak di kelas terbang. Dan sejarahpun tercipta saat Dani – anak muda kelahiran Ternate 20 Mei 1970 ini – menumbangkan petinju Thailand. Medali emas untuk Indonesia. Emas pertama melengkapi medali perunggu dan perak yang didapat sebelumnya di Sea Games Malaysia dan Filipina.
Selain Dani, petinju asal Maluku Utara lainnya yang menyumbang medali emas adalah Albert Papilaya. Lelaki kelahiran Tobelo 15 September 1967 ini bahkan mencatat prestasi yang hingga kini belum tertandingi oleh petinju manapun di ajang Sea Games. Albert meraih medali emas di lima Sea Games berbeda sejak tahun 1991 hingga 2001. Ini catatan impresif bagi alumni Pusdiklat Karang Panjang. Tak ada yang menyangka jika Dani yang sepuluh tahun sebelumnya jadi lawan tanding Heri di gedung Ngara Lamo akan mengukir prestasi internasional.
Tinggalkan Balasan