Sementara itu, Muhammad Syafei saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya telah menawarkan kepada pedagang kuliner bila ada pengunjung yang banyak mereka bisa mengisi bangku dan meja dari lapak lain yang masih kosong. Namun, tawaran itu ditolak para pedagang.
“Awalnya kita masih evaluasi dulu, apakah itu tepat ataukah masih perlu penyesuaian lagi dengan mereka (pedagang),” kata Muhammad.
Ia pun membenarkan adanya pelarangan tambahan bangku atau kursi plastik di lapak kuliner. Alasannya, pemerintah tidak mau pengunjung yang berlalu-lalang di kawasan kuliner terganggu.
Kebijakan pemberian keringanan biaya sewa lapak sebesar Rp 440 ribu di bulan pertama pun dibenarkan Muhammad. Kata dia, keringanan itu dibuat karena pedagang belum mengetahui berapa besar pendapatannya dalam sebulan.
“Jadi sambil jalan kita evaluasi. Apakah penambahan kursi dimungkinkan ataukah membuat kumuh baru kan, jadi berantakan tidak terkontrol, mereka juga tidak boleh tambah terpal,” pungkasnya.
Tinggalkan Balasan