Direktur Utama Rumah Sakit jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita dr. Iwan Kadota menjelaskan, salah satu tujuan dari program pengampuan ini untuk mengacu pada salah satu pilar yakni transformasi layanan 10 penyakit utama. 10 penyakit tersebut yakni stroke dan pembuluh darah masih merupakan pembunuh nomor satu dengan kontribusi anggaran yang cukup besar.

Olehnya itu, pihaknya ingin memberikan transfer knowledge dari skill dan peningkatan kemampuan kompetensi dan mutu layanan di semua provinsi.

“Dari 514 rumah sakit kabupaten/kota di seluruh Indonesia nantinya diperlukan nota kesepahaman dari tiga kementerian yakni Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Keuangan,” ujarnya.

Menurutnya, Kementerian Kesehatan akan memberikan support berupa bantuan peralatan, sementara Kementerian Dalam Negeri memberikan instruksi untuk semua provinsi agar menyiapkan bangunannya dan Kementerian Keuangan memberikan bantuan dana beasiswa belajar baik dokter maupun pelajar untuk ASN maupun non ASN.

“Jadi target kami cuma satu, agar masyarakat daerah setempat jika mau berobat tidak perlu lagi dikirim ke Jakarta. Semua harus bisa diselesaikan di tingkat provinsi,” ungkapnya.

Iwan yakin Maluku Utara sudah bisa melakukan operasi bedah jantung terbuka paling lambat tahun 2024.

“Saya yakin di tahun depan masyarakat Maluku Utara yang mau operasi bedah jantung tidak perlu ke luar daerah,” cetusnya.