Buku The Heart of The Spice Forest merupakan besutan komunitas Cengkeh Afo dan Gamalama Spices (CAGS), sebuah komunitas indigenous yang tinggal di hutan rempah tertua di dunia, Ternate. Buku tersebut diproduksi di tengah pandemi Covid-19, ketika perubahan iklim dan bencana global terus mengancam sistem pangan, kemajuan ekonomi, dan kesetaraan sosial.

Sejumlah resep menu makanan dari CAGS juga dimasukkan dalam buku ini yakni Kerapu Merah Rempah Kenari, Ayam Organik Rimo Rempah, Sayur Lilin Tuna Asap Rempah, Singkong Ngo, Dabu-Dabu Ikan Tore dan Teh Rempah.

Buku ini dijual seharga Rp 300 ribu per eksemplar dan seluruh hasil penjualan akan diserahkan untuk komunitas CAGS bagi pengembangan aktivitas mereka di lapangan dan biaya pemeliharaan lokasi.

Kris kepada tandaseru.com mengaku ia dan koleganya Michelle Prasad amat senang karena kisah tentang rempah-rempah Maluku Utara dan budayanya sudah didengar dunia melalui buku ini.

“Gastronomi Maluku Utara yang berbasis rempah sangat diperhitungkan pada level internasional,” ujarnya, Sabtu (27/5).

Ia berharap, perjuangan CAGS mengangkat kembali kisah epik rempah dunia pada jalur rempah di Maluku Utara melalui gastronomi, atraksi budaya dan perilaku masyarakat lokal di Cengkeh Afo bisa menjadi inspirasi seluruh generasi muda untuk bisa bangkit mengangkat prestasi Maluku Utara pada level nasional dan internasional.