Tahun 1986, Ia menetap dan berkarir di Jakarta. Bermula dari manggung dari kafe ke kafe, Nini mulai dikenal penggemar. Para musisi ibukota juga menjadi teman. Ia kemudian bergabung dengan grup band Soliter. Namanya juga tercatat sebagai personil Pink Lady’s – grup band cewek asal Bandung. Jejaring pertemanan makin meluas. Beberapa kali dirinya berlatih dan terlibat konser bersama God Bles, Kaka Slank dan Hari Mukti. Nini juga bergabung dengan Setiowaty Sisters Band. Ini band yang personilnya cewek semua. Keahlian Nini bermain bass makin terasah.

Ia kemudian terpilih jadi bassist terbaik dalam sebuah festival band se-Jabodetabek tahun 1987. Ini penghargaan profesional pertama yang diterimanya sekaligus pengakuan terhadap dirinya sebagai bassist perempuan yang mumpuni. Di Indonesia tak banyak perempuan yang “berani” memilih karir musik sebagai seorang pemain bass. Saat ini pun sama kondisinya. Kita hanya mengenal Swasti “Chua” Sabdastantri yang bergabung dengan Kotak band. Sebelum Chua, bassist pertama Kotak juga dipegang oleh Prinzes “Icez” Amanda Surya. Lalu ada Ardhini Citrasari atau Sita BaseJam dan Tjut Faranissa Bachrumsyah yang lebih dikenal dengan “Nissa Omellete”.

Nama terakhir pemain bass perempuan di Indonesia yang lagi digemari adalah Wanda Wilda Netanya Omar. Perempuan kelahiran Makassar ini adalah seorang “Bass Session Player“. Menurut Wanda, meski bass terlihat tidak penting dan juga hanya memainkan satu dua nada tapi tanpa bass, musik akan terdengar hambar karena di semua aransemen pasti ada low frequensinya. “Bass itu jadi detak jantung dalam sebuah lagu”. Dengan itu, Nini tak salah jika memilih jadi seorang bassist.

Bersama Setiowaty Band, Nini mengunjungi banyak daerah di Jakarta, Banten dan Jawa Barat. Mereka bahkan mengadakan “music tour” ke Malaysia selama dua minggu dan mentas di beberapa kota besar mulai dari Kuching di Serawak hingga Kuala Lumpur. Dalam sebuah konser, mereka mendapat kehormatan saat Anita Serawak – vokalis perempuan yang ngetop dengan lagu “Tragedi Buah Apel” ikut menjadi bintang tamu.

Ketika pulang ke Indonesia, grup band ini makin kebanjiran tawaran untuk manggung. Nini makin melejit namanya. Kodrat sebagai seorang perempuan yang telah berumah tangga tak menghalangi karirnya. Ia beberapa kali menerima job saat sedang hamil. “Saat peringatan hari Ibu, saya diminta tampil karena dianggap bisa menginspirasi ibu-ibu, saat itu kandungan sudah delapan bulan” cerita Nini yang kepayahan memegang bass karena perutnya yang besar. Ketika Firja masih bayi, panggung konser tak pernah ditinggalkan Nini. Pernah sekali, Ia harus menyusui Firja kecil di belakang stage sambil “dipagari” pemain band yang lain.