Oleh: Asghar Saleh

________

PEREMPUAN paruh baya berjaket kulit itu berdiri di tengah panggung yang gemerlap dengan cahaya. Hijab yang dikenakan menyempurnakan penampilan. Ia mirip malaikat tak bersayap. Kedua tangannya menenteng sebuah gitar bass yang tersampir di bahu dengan strap berwarna hitam. Jemarinya lincah memetik senar. Netranya menghipnotis. Lalu dari mulutnya mengalun begitu saja sebuah lagu.

I meet a gin-soaked barroom queen in Memphis
She tried to take me upstairs for a ride
She had to heave me right across her shoulders
Cause I just can’t seem to drink you off my mind

Ini lagu legendaris milik The Rolling Stone yang meledak di pasaran sejak pertama kali dirilis tahun 1969. Liriknya yang tak panjang dituliskan oleh Mick Jagger dan Keith Richards – vokalis dan gitaris The Rolling Stone. Penonton terpesona. Sebagian mulai bergoyang. Dan histeria di pelataran belakang Benteng Oranje langsung pecah saat chorus lagu ini menghentak indra dengar.

Nini Nachrawy saat manggung. (Istimewa)

It’s the hoooonky tong women
Gimmie gimmie gimmie those hongky-tong blues

Saya meyakini kebanyakan milenial yang histeris sambil berjingkrak mengikuti irama lagu ini tak mengenal siapa vokalis perempuan yang sedang manggung. Mereka juga tak mengalami masa ketika gambar lidah menjulur berwarna merah darah – maskot The Rolling Stone – bertebaran di tembok-tembok kota, di mobil-mobil angkutan umum dan kaos-kaos oblong yang dipakai bergaya. Generasi mereka tak pernah tahu jika dulu – kota ini punya satu grup band yang namanya tak kalah dari God Bless. Banyak penyanyi yang datang, bergabung, belajar dan berkembang lalu terkenal bersama grup band ini.