“Sebutan Intim adalah Indonesia Timur. Atas kegundahan hati Bapak Herman Hartanto dalam mengatasi disparitas wilayah, disparitas antarpulau dalam merangkai Nusantara maka telah dibuktikan dalam mendorong bisnis kapal dan kargo untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat di kawasan timur Indonesia,” ucap Mo Sien.
Etos merangkai pulau, menetes ke darah Mo Sien saat menjamu khusus Bupati Safitri di kantor pusat PT Tanto Intim Line. Ia menegaskan, komitmen PT Tanto melakukan ekspansi layanan pulau dalam visi kolaborasi Tanto bersama pemda mewujudkan Nusantara.
Visi kolaborasi itu makin kental dalam diskusi kedua perempuan hebat yang mewakili dua dunia antara pemerintah dan pengusaha yang secara bersama mendorong Nusantara Satu Harga melalui penandatanganan MoU. Langkah ini untuk memulai jalan baru merintis sejahtera bersama dari disparitas harga yang melebar antarpulau di kepulauan Nusantara.
Selain menjalin kerja sama dengan kesepakatan tiga skema pelayanan mengatasi disparitas harga melalui Nusantara Satu Harga yang dilakukan melalui intervensi di Kepulauan Buru, dua perempuan Nusantara itu juga menyepakati mempelopori Nusantara Satu Harga untuk menjawab kegundahan hati para emak-emak di setiap desa menjelang Ramadan dengan harga yang tinggi.
Tingginya harga ini menjadi sumber kemiskinan desa. Karena itu kedua Kartini Nusantara menyepakti mewujudkan visi negara maritim yang dikenal dengan Archipelago State.
Tinggalkan Balasan