“Hasil potretnya kemudian dianalisis hasil skornya mulai di angka 0-100, setiap negara dikasih nilai. Apa maknanya, kalau angka mendekati angka 0 itu artinya kerentanan korupsi sangat tinggi artinya orang mudah melakukan korupsi. Mungkin saja sistem buruk atau gagal dan orangnya tidak integritas atau tidak mau tahu ada kesempatan ambil,” tuturnya.

“Sebaliknya, negara mendekati angka 100 artinya kerentanan korupsi di suatu negara sangat rendah. Dari angka 0-100, Indonesia dimana? Indonesia berada di 34, tahun lalu 38 sebelumnya 40, sebelumnya lagi 37. Memang naik tapi pelan tiba-tiba jatuh. Begitu keluar angka jelek kayak gini orang nyoroti KPK, KPK kerjanya nggak benar hasilnya seperti ini. Kita orang akademik ya harus melihat secara jernih, jangan karena isu,” tandasnya.