“Perlu diketahui bahwa sumber daya pertambangan itu merupakan salah satu penggerak pembangunan dan kesejahteraan. Pertambangan memiliki sisi positif dan negatif. Kita diperhadapkan dengan pilihan, ketika kita mengeksploitasi maka akan memberikan dampak. Dampak yang selalu muncul adalah dampak ekonomi, dampak ekologi dan dampak emosi,” ujar Wahab.
Sementara itu, Rektor Unkhair Dr. M. Ridha Ajam, M.Hum mengaku tambang ini menjadi isu seksi di beberapa tahun terakhir dan isu yang luar biasa menjadi perhatian publik.
“Kita di Universitas Khairun juga sebenarnya ada secara personal membicarakan ini, di luar sana ada juga secara kelompok. Kita membicarakan ini melalui sebuah seminar walaupun tahun-tahun sebelumnya kita juga sempat membicarakan ini secara institusional. Yang kita harapkan dari seminar dilaksanakan institusional ini bahwa pertama, kajian-kajiannya itu memang didasarkan pada sebuah hasil studi yang lama dan komprehensif. Kedua, kita berharap dengan seminar yang dilakukan secara terbuka seperti ini data-data yang disajikan itu kualitas data baik,” jelasnya.
Menurut Rektor, harus ada analisis yang bersumber dari mereka yang memiliki kompetensi. Sehingga yang keluar adalah pandangan institusional di bidang masing-masing yang bisa dipertanggungjawabkan baik secara konseptual, konstitusional maupun secara sosial.
“Sehingga apa yang disampaikan itu tidak lagi menjadi perdebatan baru, apa yang disampaikan itu tidak lagi menjadi koreksi antara kita. Bahwa koreksi dalam akademik itu biasa, tetapi koreksi di bidang ilmu sama yang cenderung tidak memberikan pandangan akademik tetapi secara cenderung personal itu perlu kita hindari,” tandasnya.
Sekadar diketahui, narasumber yang hadir dalam seminar ini di antaranya Dekan Sekolah Pascasarjana UNDIP Semarang Dr. RB Sularto, SH., M.Hum, mantan Rektor Unkhair Prof. Dr. Husen Alting, akademisi Universitas Khairun Dr. Aziz Hasyim, serta Sekretaris Daerah Kabupaten Halmahera Selatan Saiful Turuy.
Tinggalkan Balasan