Menurutnya, sikap Gubernur, Sekda dan para SKPD yang saling melempar tanggung jawab atas kasus ini merupakan sikap yang sangat memalukan dalam sistem pengelolaan pemerintahan yang baik (good governance).
“Jangan-jangan Gubernur dan anak buahnya sengaja karena masa jabatan mereka mau selesai mereka merasa bodoh dengan penderitaan rakyat. Ini namanya pengkhianatan terhadap amanat rakyat,” cetusnya.
Ia menekankan, seharusnya para pemimpin sadar bahwa salah satu alasan mereka dipilih dalam Pilkada adalah karena janji-janji atas program kesehatan masyarakat, salah satunya dengan program peningkatan terhadap fasilitas rumah sakit.
“Tetapi nyatanya janji ini hanya menjadi kata-kata kosong, karena sekelas TTP nakes saja tidak ada pertanggungjawabannya. Jadi sekali lagi bagi saya jika masalah nakes ini tidak mampu diselesaikan, maka pilihannya mending Gubernur menyerahkan mandatnya, karena publik merasa tidak percaya lagi dengan sikap pemerintah daerah yang terkesan plin-plan atas masalah yang menjadi jantung kesehatan rakyat,” tandasnya.
Tinggalkan Balasan