Beberapa kebijakan diantaranya, mengenai peralihan teknologi maupun pengetatan manajemen keuangan perusahaan.
“Memang ada beberapa oknum yang saya tidak bisa sebut nama yang belum menerima dilakukan perubahan khususnya alih teknologi. Contoh, kita beli inverter itu punya fungsi malam hari kalau orang kurang pakai dia akan perintah ke pompa untuk turun dulu jangan dulu hidup, nanti subuh orang pakai baru dia keluar lagi. Itu kan hemat listrik,” jelas dia.
Alih teknologi yang disebutkan itu, sambung dia, sudah menghemat biaya operasional perusahaan hingga 25 persen dari biaya sebelumnya atau telah menghemat sekitar Rp88 juta perbulan untuk pembayaran listrik. Jika dalam setahun, maka PAM Ake Gaale sudah menghemat sebesar Rp1 miliar lebih.
“Mereka mempertanyakan pak kenapa musti kasih mati pompa, itu sistem loh, alih teknologi itu mereka kaget. Jadi yah itu nanti teman-teman yang menilai sendiri,” ungkapnya.
Ia pun menegaskan, bagi karyawan yang merasa tidak nyaman atas berbagai kebijakannya untuk membenahi perusahaan bisa mengundurkan diri dan mencari kerja di tempat lain.
Sedangkan bagi karyawan yang mengancam bakal mematikan pompa air jika tuntutan pencopotan dirinya sebagai Dirut tidak dipenuhi Wali Kota Ternate, Abubakar mengancam bakal melaporkan mereka ke polisi.
“Kalau ancaman tentang bahwa mematikan pompa itu pidana, saya sudah capture ini dan akan siap melaporkan ke polisi,” tegas dia.
Ia juga menambahkan, bakal mempertimbangkan mengenai tuntutan instensif karyawan.
“Terkait dengan insentif pun nanti saya koreksi lagi kalau memang itu membuat mereka merasa tidak nyaman, tapi jika semua itu sudah terpenuhi terus masih tidak mau terima, itu pilihan banyak (tempat kerja lain), silahkan,” pungkasnya.
Tinggalkan Balasan