“Jadi hal itu sudah terjadi berulang kali, bahkan ini kejadian ketiga kali. Pertama kejadian di bulan Juli jam 09.00 malam. Kita cari tahu dengan pihak bandara ternyata tidak ada CCTV di situ. Kedua, kejadian di bulan Agustus pada saat kita mulai mengubah sistem. Kejadian di tengah malam saat saya mau buat laporan piket malam. Terus semalam jam 1, saya punya staf kirim laporan kondisi parkiran rapi semua tidak ada seperti kejadian itu. Tapi tadi pagi, setelah mulai operasional berjalan tiba-tiba rambu-rambu sudah berantakan seperti itu. Saya sudah laporkan ke bandara,” jelasnya.

“Saya tekankan ke pihak bandara minta tolong dipertegas dan lengkapi CCTV di situ karena kejadian sudah tiga kali,” sambung Sarif.

Terkait saldo kartu, Sarif bilang kartu dijual dengan harga Rp 50 ribu dan Rp 100 ribu.

“Biaya cetakan kartu itu total Rp 35 ribu, untuk biaya kartu sendiri. Karena ada beli kartu, printernya, kemudian listrik dan lain-lain kita kan hitung. Jadi kartu Rp 50 ribu, setelah potong biaya cetak maka saldonya Rp 15 ribu. Kalau mau lebih banyak maka beli yang Rp 100 ribu saldo Rp 65 ribu.Potongan tetap tidak ada perubahan karena detik ini kita belum menaikkan tarif parkiran,” tegasnya.

Menurutnya, pengunjung disarankan memakai kartu agar ketahuan jam masuk dan keluar parkiran.