“Data menunjukkan Pertalite 86 persen dikonsumsi oleh rumah tangga dan 14 persen dikonsumsi oleh dunia usaha, dan dari 86 persen itu di atas 80 persen dinikmati rumah tangga mampu dan hanya sedikit dinikmati oleh rumah tangga tidak mampu,” cetus Akbar, salah satu massa aksi.

Penggunaan BBM bersubsidi dinilai tidak tepat sasaran, yang mana menjadi kelemahan pengawasan pemerintah. Namun menaikkan harga BBM bersubsidi juga akan mempengaruhi pelaku usaha kecil dan menengah.

“Data menunjukkan ada sekitar 64 juta UMKM yang bergantung pada BBM bersubsidi. Dampak yang dialami UMKM ini juga dirasakan oleh petani dan nelayan sebab akan menambah ongkos produksi,” ujarnya

“Perlu saya sampaikan kepada Pemerintah Kota Ternate terkait BBM bersubsidi, kami minta pemerintah hadir di tengah massa aksi membijaki dan menyelesaikan persoalan BBM itu sendiri,” tandas Akbar.