Di samping itu, film juga merupakan wahana edukasi yang efektif di tengah era digitalisasi yang antara lain bertujuan menumbuhkan kesadaran dan pemahaman baru, maupun perubahan perilaku dan pola pikir masyarakat guna semakin cakap digital.
Opan Jacky, sapaan akrab Sofyan, juga menuturkan, patut disadari bahwa dunia perfilman telah berdampak luas bagi publik dan memiliki kecenderungan multiplier effect dalam berkontribusi terhadap pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19, mendorong kemandirian masyarakat untuk mengembangkan potensi dan talenta serta sumber daya yang dimilikinya.
“Selain itu juga, dunia perfilman kita menggerakkan berbagai program pemberdayaan masyarakat melalui lembaga pemerintah maupun swasta dan juga institusi pendidikan baik formal maupun non formal,” terangnya.
Mardania yang merupakan Puteri Kampus 2018 mengatakan, sebuah kalkulasi ekonomi yang menarik dalam hal penyediaan lapangan kerja dan kemandirian ekonomi bangsa, misalnya upaya memproduksi sebuah film oleh suatu komunitas maka secara otomatis akan melibatkan berbagai pihak untuk terlibat secara kolaboratif dalam jumlah yang signifikan.
“Ekosistem seperti ini tentu sangat berdampak positif bagi berbagai pihak di tengah kesullitan ekonomi, keterbatasan kesempatan dan peluang kerja,” ujarnya.
Opan menjelaskan, sebuah film tak hanya dapat dibuat oleh seorang manusia tunggal, melainkan membutuhkan peran manusia lain dalam mewujudkan setiap ide, penulisan naskah, produksi hingga jalur distribusi. Ekosistem inilah yang kemudian menjadikan perfilman sebagai salah satu subsektor industri kreatif.
Tinggalkan Balasan