Senada dengan Khoko, Thamrin Ali Ibrahim selaku Project Manager Literasi Digital Maluku Utara mengemukakan bahwa sebuah branding baik untuk personal branding maupun community branding,m kuncinya adalah menjaga relasi hubugan emosional dibantara para followernya.
“Jika diumpamakan seolah sebuah produk maka branding tertentu yang mampu dipertahankan akan menjadikan para pelanggannya tak akan lari berpaling meninggalkan. Oleh sebab itu, konsistensi dan merawat hubungan emosional tanpa mengabaikan kualitas dari branding tersebut adalah hal wajib yang harus dijaga oleh setiap pribadi maupun komunitas dalam dunia digital,” terangnya.
Oleh sebab itu, Thamrin bilang, kemampuan cakap digital, etika digital, budaya digital serta keamanan digital patut dimiliki dan disadari oleh setiap pribadi maupun komunitas dalam era transformasi dunia digital yang semakin pesat kemajuannya saat ini.
“Empat pilar literasi digital tersebut merupakan kuncinya,” pungkas Thamrin.
Selain rangkaian acara yang menarik, acara malam itu dikemas dengan pemberian hadiah bagi para peserta acara malam itu melalui beberapa pertanyaan kuis. Selain itu juga penyerahan bantuan pendampingan kepada komunitas Kie Raha Project yang diserahkan langsung tokoh pemuda Ketua Wilayah Pemuda Pancasila Provinsi Maluku Utara Santrani Abusama sekaligus memberikan testimoni untuk program literasi digital Maluku Utara yang menginspirasi komunitas pemuda yang hadir dimalam itu.
Berbagai kemasan acara dimalam itu mampu menghipnotis para peserta yang bertahan hingga acara berakhir pada pukul 24.00 WIT. Bahkan beberapa peserta yang ikut pada talkshow tersebut nampak baru meninggalkan lokasi kegiatan pada pukul 3.00 WIT dini hari.
Tinggalkan Balasan