Tandaseru — Hi Abdul Kadir Kamaluddin, SP,MSi masih ingat betul perjuangan kedua orangtuanya menyekolahkannya.

Hidup di bawah garis kemiskinan di kampung nelayan Tomalou, Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara, membuat ia terancam putus sekolah. Jika bukan karena kemauan kerasnya dan keluarga, saat ini Abdul Kadir belum tentu Abdul Kadir sukses dengan karier akademisnya.

Pria kelahiran 5 Januari 1974 ini mulai membantu ayah dan ibunya sejak kanak-kanak. Sang ayah merupakan nelayan, sedangkan ibunya membuat kue untuk dijual.

“Waktu kecil saya dijuluki ‘Si Roti Seka’,” kisah Abdul Kadir kepada tandaseru.com, Minggu (24/7).

Julukan itu didapatnya karena sepulang sekolah selalu berjualan roti seka alias roti yang ditaburi selai dan kenari. Dagangan ibunya itu dibawa Abdul Kadir keliling kampung Tomalou dan Gurabati.