“Kemarin malam kami sudah membangun komunikasi dengan pemuda untuk memberikan ruang sosialisasi di kampung-kampung, sekolah-sekolah, maupun komunitas-komunitas literasi. Tapi kami berencana mengajak PKK Kota Tidore Kepulauan, agar isu kekerasan perempuan dan anak menjadi perhatian bersama,” ujarnya.

Program isu perempuan ini, kata dia, juga menjadi tanggung jawab PKK. Tetapi sejauh ini tidak ada respon terhadap kasus kekerasan seksual di Kota Tidore Kepulauan.

“Kalaupun pendampingan hukum, kami lebih kepada pencegahan. Karena berharap kepada instansi terkait tidak efektif sehingga kami mengambil inisiatif membuat edukasi kepada masyarakat sebagai langkah ikhtiar,” ucapnya.

Sekadar diketahui, hadir dalam diskusi itu pengurus Fospar Maluku Utara, FORHATI Kota Tidore Kepulauan, Kahmi Kota Tidore Kepulauan, Fojaru Kota Tikep, Komunitas Payung Sejiwa, pengurus HMI Cabang Tidore, maupun mahasiswa STIMIK Tidore Mandiri.