Meski kalah dalam pertarungan Pilkada Halut 2010, tak membuat Muchlis patah arang. Ia memutuskan maju sebagai anggota DPRD Provinsi Maluku Utara dan terpilih lewat Partai Nasdem daerah pemilihan Halut-Morotai. Setelah terpilih, tak lama Muchlis memutuskan maju sebagai calon wakil bupati berpasangan dengan Ir. Frans Manery pada Pilkada 2015 dan mereka berhasil keluar sebagai pemenang.

Berjalannya roda pemerintahan pasangan bupati dan wakil bupati yang berjargon FM-ManTap itu tak lepas dari beraneka ragam kontroversi yang menimbulkan banyak spekulasi bahwa pasangan ini tak bakal bertahan lama karena watak dari Muchlis seakan menjadi bom waktu bagi keharmonisan hubungan mereka.

Namun, semua itu dapat ditepis oleh Muchlis. Hal itu dapat dibuktikan dengan kembalinya pasangan ini untuk bertarung pada Pilkada 2020. Bahkan tak disangka, dengan watak Muchlis yang konon katanya penuh kontroversi tersebut berhasil dipatahkan oleh pernyataan secara tertutup maupun terbuka oleh Frans Manery bahwa “Muchlis adalah kader saya langsung, dia saya akan persiapkan untuk Halmahera utara ke depan”.

Pernyataan Frans Manery ini membuat publik Halut, bahkan Malut, semakin berspekulasi dan bertanya-tanya, kenapa harus Muchlis? Sedangkan Muchlis berbeda partai dengan Frans. Kenapa bukan kader partai di bawah nakhoda Frans? Muchlis kan bla bla bla dan bla.

Mungkin seperti demikian pertanyaan publik terkait dengan pernyataan Frans. Pada titik itu penulis bisa berasumsi bahwa sosok Muchlis memang kontroversi namun ia mampu menempatkan diri di mana saja, dengan siapa saja dan kapan saja serta ia mengetahui mana cara bertahan dan mana cara maju dan berkembang.