Tandaseru — Gubernur Maluku Utara Abdul Gani Kasuba yang diwakili Staf Ahli Andrias Thomas membuka Sidang Sinode Gereja Masehi Injil Halmahera (GMIH) ke-29 di Kabupaten Pulau Morotai.

Dibuka pada Kamis (5/5) malam, tema yang diusung dalam sidang tersebut adalah “Aku Adalah yang Awal dan yang Akhir” dengan sub tema “Memperkokoh Keutuhan dan Kemandirian untuk Menjadikan Gereja yang Misioner”.

Sidang digelar di Gedung Morotai Christian Center (MCC) Desa Gotalamo Kecamatan Morotai Selatan. Yang bertindak sebagai pemberi khotbah ibadah adalah Pdt DR. Hengky Hetarian.

Dalam sambutannya, Bupati Pulau Morotai Benny Laos berpesan agar melalui sidang itu tidak ada perpecahan dan dendam antarsesama. Sebab itu dilarang Tuhan.

“Sidang sinode kali ini adalah momentum memilih pemimpin kekristenan sejati. Barangsiapa hidup atas nama kasih tapi dia tidak pernah berikan kasih kepada sesama maka sesungguhnya dia adalah pendusta,” kata Benny.

“Terima kasih, atas nama pemerintah dan masyarakat kami ucapkan selamat bermusyawarah, selamat menjalankan Sidang Sinode yang ke-29, semoga kita selalu dalam lindungan Tuhan yang Maha Esa,” ucapnya.

Sementara Staf Ahli Gubernur Malut Andrias Thomas dalam sambutannya menyampaikan permintaaf maaf Gubernur yang tak bisa menghadiri langsung acara tersebut.

“Karena hari ini agenda Gubernur silaturahmi ke Halmahera Selatan terkait dengan Hari Raya Idul Fitri sehingga saya dipercayakan mewakili beliau memberikan sambutan pada acara ini sekaligus membuka secara resmi,” tuturnya.

Andrias sangat mengapresiasi Pemda Kabupaten Pulau Morotai yang telah membangun Gedung MCC.

Selain itu, Pemerintah Provinsi Malut juga sangat mengapresiasi dan mendukung secara penuh upaya-upaya para pimpinan GMIH menciptakan keutuhan ini secara lembaga atau organisatoris.

“Kiranya tema dan sub tema kegiatan ini benar-benar diimplementasikan serta menghasilkan keputusan-keputusan dalam sidang yang mulia ini,” harap mantan Plt. Sekretaris Daerah Pulau Morotai ini.

Ketua Sinode GMIH Maluku Utara Pdt. Demianus Ice berharap GMIH tetap berkomitmen mengintegrasikan perkumpulan gereja di Asia dan dunia.

“Bermitra dengan gereja-gereja di dalam maupun luar negeri baik menyangkut isu-isu keadilan, kemiskinan dan isu sentral lainnya di antaranya isu teologis,” harapnya.

“Beberapa tahun terakhir, GMIH telah melalui berbagai peristiwa yang mengancam GMIH. Harapannya, ke depan GMIH bisa menjadi organisasi yang semakin kuat dan dewasa dalam menghadapi berbagai tantangan,” tandasnya.