Tandaseru — Menjelang akhir masa jabatan Bupati dan Wakil Bupati Pulau Morotai, Maluku Utara, Benny Laos dan Asrun Padoma, pemerintah daerah memboyong 47 pejabat dan staf ke Kota Batam, Kepulauan Riau.
Selain pimpinan OPD, rombongan studi banding ini juga termasuk Forum Komunikasi Pimpinan Daerah dan anggota DPRD.
Anehnya, sumber dan besaran anggaran yang digunakan dalam perjalanan ini terkesan dirahasiakan. Studi banding ini tentu saja menimbulkan pro dan kontra, bahkan di kalangan birokrat sendiri.
Salah satu kepala bidang di Pemerintah Pulau Morotai menyatakan, alangkah baiknya di bulan Ramadan dan menjelang tutup masa jabatan Benny-Asrun, pemerintah fokus melaksanakan kegiatan di dalam daerah saja.
“Dan kabarnya mereka bukan cuma ke Batam, tapi sekalian ke Singapura,” ungkap kabid yang enggan namanya dipublikasikan itu, Jumat (8/4).
“Kalau studi banding di saat puasa Ramadan ini bisa dikatakan bagian dari safari Ramadan, bukan studi banding,” sambungnya.
Wabup Asrun Padoma yang dikonfirmasi membenarkan ia dan puluhan orang lainnya bakal berangkat ke Batam.
“Batam ini kan wilayah perbatasan, pulau terluar dan daerah otoritas, makanya Batam diambil sebagai daerah kooperatif,” kata Asrun.
Asrun menegaskan, keberangkatan ke Batam ini bukan kado akhir masa jabatan dirinya dan Benny kepada para pejabat dan staf.
“Tidak ada kado-kadoan yang seperti itu. Studi banding di Batam itu lokus, karena memang dia sebagai daerah otorita, mirip dengan Morotai. Daerah terluar itu. Jadi kalau soal kado, bukan, tapi memang ini betul-betul secara prosedural, jadi memang itu adalah agenda yang sudah diagendakan,” jelasnya.
Ditanya dari mana sumber anggaran studi banding ini, Asrun mengaku tidak tahu.
Tinggalkan Balasan