Tandaseru — Upaya konservasi Ake Gaale menjadi momentum penting memperingati Hari Air Sedunia. Di berbagai belahan bumi, masyarakat atau komunitas memperingati hari air dengan berbagai kegiatan, baik ceremony maupun aksi nyata.

Di Ternate, Maluku Utara, terutama masyarakat yang bermukim di sekitar sumber mata air Ake Gaale di Kelurahan Sangaji menggelar berbagai kegiatan untuk memperingatinya. Salah satunya dengan kegiatan ritual Sigofi Ake atau membersihkan air. Kegiatan ini dilaksanakan Senin (21/3) pagi.

Sebelumnya warga juga telah melaksanakan kegiatan pembuatan sumur resapan, dan kampanye pentingnya air tanah baik di media maupun kepada siswa siswi di kota Ternate. Sementara acara puncaknya pada 30 Maret nanti dengan menanam pohon sagu di kawasan Perumda Ake Gaale.

Ritual Sigofi Ake yang digelar Komunitas Save Ake Gaale. (Istimewa)

Untuk acara ritual sendiri, sejak pagi sekira pukul 06.30 WIT puluhan orang berbaju putih dan berpeci sudah berkumpul. Mereka duduk di kursi di atas mulut air Ake Gaale. Kehadiran mereka di tempat tersebut, untuk melaksanakan sebuah acara ritual atau baca doa, sebagai sebuah ikhtiar, permintaan pada sang pencipta untuk melindungi alam di mana warga tinggal dan memanfaatkan apa yang ada di dalamnya termasuk air. Mereka adalah pengurus masjid, tokoh masyarakat dan tokoh agama.

Memanjatkan doa-doa bagi sang pencipta tujuannya agar kondisi air tanah Ake Gaale kembali seperti sedia kala. Sejumlah doa dipanjatkan untuk keselamatan air dan alam serta meminta keridaan dari sang pencipta.

Kehadiran mereka adalah bagian dari sebuah agenda ritual yang dikenal dengan Sigofi Ake atau ritual membersihkan air.

Warga setempat, khususnya masyarakat adat Ternate, meyakini ada kekuatan alam yang berada di luar kemampuan manusia yang perlu dimintai pertolongan yakni Allah.