Dua sumur dimaksud berlokasi di Kelurahan Kastela, Kecamatan Pulau Ternate, dengan anggaran sebesar Rp 1,3 miliar lebih dan di Kelurahan Maliaro, Kecamatan Ternate Tengah, yang menelan anggaran Rp 1,4 miliar lebih.

Untuk progres fisik pada dua proyek sumur ini, kata Senny, memang terjadi keterlambatan pekerjaan hingga terpaksa dilakukan addendum perpanjangan waktu pekerjaan.

Namun, untuk sumur di Kelurahan Kastela yang dikerjakan CV Widya Pratama sudah rampung 100 persen sejak akhir Januari 2022.

Sementara untuk sumur di Kelurahan Maliaro yang dikerjakan CV Fausta Pratama progresnya kini telah mencapai 94,30 persen.

Kedua proyek tersebut, kata dia, sejak awal telah diprediksi bakal mengalami keterlambatan karena sejak awal sudah terjadi keterlambatan kucuran anggaran DAK 2021.

Selain itu faktor alam berupa longsoran dalam pengeboran atau water loss dan keterlambatan pengiriman bahan-bahan proyek akibat pembatasan masa pandemi juga menjadi penyebab keterlambatan progres pekerjaan.

“Untuk kedua sumur ini nantinya kita akan serahkan kepada pihak Perumda Air Minum Ake Gaale Kota Ternate sebagai pihak pengelola atau operatornya,” tandas Senny.