Sidang beberapa kali diskors pimpinan kemudian dilanjutkan setelah masukan mereka dapat diterima oleh pimpinan sidang. Misalnya memboboti program kerja dan rekomendasi.
Lobi melobi kelas kakap juga dilakukan di arena. Setiap MD berembuk siapa saja bakal calon yang dianggap layak untuk dicalonkan. Dari mekanisme masing-masing MD KAHMI mengajukan 9 nama bakal calon kemudian ditetapkan 13 calon dari 19 bakal calon berhubung ada yang berhalangan hadir, sisanya tak bersedia karena baru saja dilantik MD KAHMI Kota Ternate.
Suhu muswil sangat terasa seperti kongres. Kita membuka kembali lembaran lama pada pertengahan antara bulan Juni atau Agustus 2006 lalu. Penulis waktu itu tercatat sebagai pengurus komisariat Tarbiyah STAIN Ternate mengikuti rombongan dari HMI Cabang Ternate di bawah kepengurusan Kanda Fahris Abdullah.
Rombongan dari komisariat se-Cabang Ternate berjumlah sekitar 170 orang itu ikut memeriahkan kongres HMI di Makassar, Sulawesi Selatan. Meski selama kongres tak pernah berada di ruang kongres karena memang tak diperbolehkan. Sangat ketat, apalagi mengintip lewat jendela. Hehe.
Masuk ruangan khusus pemilik hak suara. Meski begitu, suasana tegang sangat terasa sampai di luar arena. Dari jauh terdengar suara interupsi dari para peserta. Kacau dikit-dikit itu hal biasa, ada yang sangat jago melobi dan dari hasil kongres itulah menghasilkan Ketum PB Kanda Fajar Zulkarnaen. Kita giring dikit ke konfercab, mungkin kursi, meja dan jendela kaca sudah pecah.
Tentu suasana muswil beda, sangat demokratis dan mengutamakan asas kekeluargaan daripada mengutamakan kepentingan. Dari proses demokrasi itu kemudian menghasilkan sembilan alumni di bawah Koordinator Kanda Ishak Naser.
Dari hasil muswil tersebut, tentu ada sejuta harapan dari seluruh kader HMI dan alumni, presidium MW KAHMI Malut dapat membawa perubahan dan menjadi solusi di tengah-tengah problem yang dialami oleh umat dan bangsa saat ini. Wassalam.
Tinggalkan Balasan