Tandaseru — Beredarnya video pertemuan antara Ketua PW Nahdlatul Ulama (NU) wilayah timur yakni Sulawesi Utara, Maluku Utara, Gorontalo dan Sulawesi Tengah yang digelar di Hotel Kuality Manado pada 23 November lalu disesalkan sejumlah pihak.

Dalam video tersebut, terdapat pula pernyataan dukungan terhadap calon Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya.

Sekretaris PWNU Maluku Utara, Dr. Abubakar Abdullah, menyatakan pertemuan itu penting tetapi untuk mendengarkan visi, misi dan komitmen calon Ketua Umum PBNU.

“Bukan menjadi ajang dukungan terhadap kandidat tertentu. Ini by design dan sikap ini tidak terpuji. Bagaimana bisa forum Muktamar belum digelar tetapi pengambilan keputusan sudah diambil?” ujar Abubakar di Ternate, Selasa (30/11).

Peristiwa ini membuat Abubakar teringat semasa menjadi aktivis PMII. Padahal kondisi sekarang ini berbeda dengan zaman menjadi aktivis. Di mana orang-orang yang hadir dalam pertemuan ketua-ketua PWNU tersebut merupakan tokoh dan ustaz.

“Bagaimana mungkin bersikap seperti itu? Kita sesalkan dan ini sangat merugikan bagi kami warga NU di Maluku Utara,” tegasnya.

Abubakar percaya keputusan mendukung Gus Yahya seperti yang beredar dalam video tidak sesuai hati nurani orang-orang yang hadir dalam pertemuan.

“Saya kenal betul mereka itu. Mereka sangat mencintai Kyai Said (Aqil Siradj) karena kebersamaan dengan Kyai Said sudah terbangun sejak lama,” tuturnya.

“Bahkan jika Ketua PWNU Malut ingat bagaimana Kyai Said sampai berboncengan motor di desa terpencil hanya karena kecintaannya kepada NU di perdesaan, dan Ketua Wilayah tahu itu,” imbuh doktor jebolan Universitas Negeri Jakarta ini.

Abubakar berharap, seluruh wilayah menahan diri menunggu sampai digelarnya Muktamar.

“Pada forum tersebut terserah lah para Ketua Wilayah dan Ketua Cabang NU untuk mengambil keputusan, tapi tidak sekarang. Hal ini penting agar kita semua sepakat dinamika Muktamar itu dalam forum Muktamar, jangan ada pemilihan ketua sebelum gelaran Muktamar,” tandasnya.