Tandaseru — Kenaikan minyak goreng yang terjadi secara nasional telah merambah hingga ke daerah, termasuk Kota Ternate, Maluku Utara.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Ternate, Hasyim Yusuf, saat dikonfirmasi mengatakan, kenaikan minyak goreng terjadi secara nasional.

“Hal ini juga terjadi karena adanya permintaan pasar luar negeri, sehingga berdampak pada harga minyak goreng di daerah, tak terkecuali di Kota Ternate,” tuturnya, Sabtu (27/11).

Salah seorang pedagang Pasar Percontohan, Kelurahan Gamalama, Kecamatan Ternate Tengah, mengaku harga minyak goreng curah berada di kisaran Rp 20 ribu per liter, sedangkan minyak goreng dalam kemasan di kisaran Rp 21 ribu per liter.

“Minyak curah ukuran 1 liter semula Rp 17 ribu, sekarang kita jual Rp 20 ribu. Sedangkan minyak goreng dalam kemasan sebelumnya Rp 18 ribu sekarang dijual Rp 21 ribu per liter. Harga dari agen naik jadi kita juga sesuaikan,” jelasnya.

Sementara salah satu karyawan agen minyak goreng PT Kandari Mitra Pratama, Roy, mengaku tidak tahu pasti penyebab kenaikan harga tersebut.

“Sejak dua bulan ini minyak goreng sudah dua kali naik harga, stok dari pabrik pun terbatas,” ujarnya.

Kementerian Perdagangan sendiri menyebutkan ada dua penyebab tingginya harga minyak goreng di pasaran belakangan ini. Dilansir dari Bisnis.com, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan mengatakan dua penyebab itu antara lain lantaran faktor global dan faktor di dalam negeri.

“Pertama, karena faktor bahan baku. Persoalan harga minyak goreng bukan hanya terjadi di Indonesia, ini gejolak global karena pasokan minyak nabati dunia menurun,” ujar Oke.

Berdasarkan pantauan Kemendag, harga minyak goreng curah berada di kisaran Rp 17 ribu per liter, sementara minyak goreng dalam kemasan di kisaran Rp 17.500 per liter. Tapi di banyak tempat harga minyak goreng masih di atas yang disebut pemerintah tersebut.