“Kegiatan STQ saat itu maka volume sampah di TPS meningkat, akhirnya seperti yang dikeluhkan masyarakat itu benar, bahwa sampah yang sudah menumpuk itu hingga berhamburan di jalan, hingga mengganggu arus lalu lintas,” jelasnya.

Ketua Fraksi Demokrat Sejahtera itu mendesak DLH Kota Tidore Kepulauan serta DLH Provinsi untuk segera menepati janji mereka sebelumnya.

“Sebenarnya permasalahan sampah yang menumpuk di TPS ini lantaran belum selesainya pembangunan tempat pembuangan akhir (TPA). Akhirnya, sampah dibiarkan menumpuk dan tidak terurus itu. Janji DLH Kota Tidore Kepulauan dan provinsi hanya tinggal janji. Sebab, sebelumnya mereka sampaikan jika selesai STQ pembangunan TPA sudah selesai dibangun, tapi buktinya sampai sekarang belum selesai,” tegasnya.

Sekretaris Komisi III DPRD itu menyayangkan pusat ibu kota provinsi namun permasalahan sampah tidak menjadi perhatian serius bagi DLH Provinsi.

“Kami juga mendesak agar DLH provinsi jangan hanya diam, agar cepat menepati janjinya. Karena persoalan sampah ini bukan baru ini dikeluhkan, sudah berulang kali,” ujarnya.

Fahrizal juga sangat menyayangkan sampah yang berhamburan hingga ke tengah jalan itu lantaran petugas pengangkut sampah tidak membuang sampah pada tempatnya, melainkan membuang ke jalan.

“Ini yang membuat masyarakat marah. Ini menandakan bahwa langkah pengawasan dinas terkait juga sangat lemah. Begitu juga langkah koordinasi antara DLH kota dan provinsi,” pungkasnya.