Tandaseru — Provinsi Maluku Utara pada umumnya, dan Kota Ternate khususnya, merupakan salah satu wilayah yang rawan gempa bumi dan tsunami. BMKG pun memberikan peringatan siaga terhadap lindu.

Kepala Stasiun Geofisika Kelas III Ternate, Andri Wijaya Bidang, menyatakan gempa bumi yang terjadi di wilayah ini merupakan gempa bumi yang berasal dari dua zona subduksi yaitu zona Halmahera dengan lempeng laut Maluku dan zona subduksi lempeng Sangihe dengan lempeng laut Maluku yang memiliki potensi maksimum magnitudo gempa M8.2.

Keberadaan segmen subduksi ini dapat menimbulkan kejadian gempa bumi kuat yang mengakibatkan kerusakan infrastruktur.

“Hal ini sepatutnya menjadi pengingat kita bersama untuk selalu waspada terhadap kemungkinan bencana gempa bumi yang dapat terjadi secara tiba-tiba,” jelasnya, Jumat (5/11).

Ia bilang, di wilayah Kota Ternate terdapat beberapa objek wisata, objel vital nasional serta perekonomian strategis yang membuat tingkat risiko bencana, khususnya gempa bumi dan tsunami, menjadi tinggi.

“Namun demikian tingkat risiko tsunami tersebut dapat dikurangi dengan meningkatkan kapasitas kesiapsiagaan pemerintah daerah dan masyarakat sekitar dalam menghadapi bencana tersebut,” tandas Andri.