Digitalisasi nyatanya amat membantu para pelaku UMKM di masa pandemi. Berjualan bisa dilakukan dari rumah saja dengan metode pemasaran lewat dalam jaringan (daring).
“Dengan adanya pandemi Covid-19, masyarakat juga mulai tertarik dengan belanja menggunakan media online, sehingga ini sangat membantu kita selaku produsen,” jelas Sugiarto.
UMKM Mulai Bangkit
Setahun pandemi, setelah kasus corona perlahan melandai, UMKM mulai bangkit. Ini setelah pusat perbelanjaan, destinasi wisata, hingga restoran dan kedai diizinkan beroperasi meski dengan protokol kesehatan ketat.
“Alhamdulillah saat ini pelan-pelan kembali membaik, semua pusat belanja sudah dibuka. Ini sangat membantu dalam produksi prodak UMKM kami,” ungkap Sugiarto.
Meski begitu, media digitalisasi saat ini sudah menjadi kebutuhan pedagang. Sugiarto tetap tak bisa lepas dari pola promosi produk daring.
Hal yang sama juga dialami pelaku UMKM, Rajif Duchlun (29 tahun). Produk keripik pisang dengan jenama Koinana milik Rajif sudah dirintis sejak 2019. Sepanjang pandemi, pemasaran daring menjadi alternatif terbaik.
Dengan kemasan minimalis, keripik produksi Koinana cocok dibawa ke mana saja. Sambil bekerja atau bersantai, Koinana bisa jadi pilihan tepat ngemil.
Produk Koinana sendiri memiliki beberapa varian rasa di antaranya balado, manis, dan cokelat.
“Untuk produksi sendiri dalam sehari bisa 100 bungkus, dan dijual dengan harga per bungkus Rp 10 ribu. Dalam sebulan pendapatannya bisa mencapai Rp 1 juta lebih, karena ini merupakan usaha rumahan yang dirintis sendiri,” terang Rajif.
Tinggalkan Balasan