Sementara Kepala Sekolah SMA Negeri 5 Halsel, Muhlis Mukaram ketika dikonfirmasi membantah semua tuduhan tersebut. Menurutnya, sejauh ini di sekolah yang dipimpinnya itu tak ada masalah.
“Saya rasa tidak ada masalah, apa yang dituduhkan itu tidak benar. Memang dana BOS sudah cair sampai triwulan tiga. Kemarin beberapa guru itu menuntut agar gaji mereka dibayar 3 bulan dan itu saya sanggupi, namun beberapa menit kemudian mereka masuk lagi ke ruangan saya minta gaji mereka saya bayar 5 bulan sampai bulan Desember dan itu saya sanggupi. Dengan catatan saya koordinasi dulu ke dinas apakah bisa atau tidak. Ternyata itu tidak bisa dan sampaikan ke mereka bahwa kerja dulu baru gajinya dibayar, dan selama ini gaji mereka setiap bulan saya bayar,” terangnya.
Muhlis juga membantah pengakuan para guru soal adanya mogok belajar. Ia menilai, aksi yang dilakukan beberapa oknum guru itu karena jabatan mereka dicopot lantaran bekerja tidak sesuai tugas.
“Tidak ada yang mogok belajar, aktivitas sekolah seperti biasa. Apa yang disampaikan oknum guru itu tidak benar. Sejumlah guru yang mengadu itu karena jabatan mereka saya copot, termasuk bendahara dana BOS dan Kesiswaan, karena mereka bekerja tidak maksimal, dan itu yang membuat mereka tidak puas,” ujarnya.
Muhlis mengaku, transparansi pengelolaan dana BOS sudah dia lakukan, sebab ia melibatkan semua unsur melalui rencana kerja sekolah (RKS).
“Kalau saya tidak transparan untuk apa saya buat RKS melibatkan semua pihak dan saya buat besar-besaran untuk evaluasi kepala sekolah? Dan itu seluruh negeri ini hanya saya yang buat. Terkait dengan isu-isu yang dituduhkan itu hanya persoalan suka tidak suka, sebab beberapa orang itu jabatannya saya copot karena tidak profesional,” tandasnya.
Tinggalkan Balasan