Tandaseru — Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko mengatakan pihaknya akan melakukan mitra dengan konsorsium swasta untuk membangun bandara antariksa.
Pembangunan bandara antariksa ini menjadi salah satu syarat agar BRIN bisa memulai pembangunan roket pengorbit satelit.
Dilansir dari CNNindonesia.com, Selasa (28/9), pembangunan roket sendiri bisa dilakukan setelah dua syarat terpenuhi, yakni kesiapan lahan untuk membangun bandara antariksa serta investor untuk memulai pembangunan tersebut.
“Kita akan bermitra dengan konsorsium swasta. Bandara ini nantinya bukan sekadar fasilitas negara untuk riset, tetapi juga untuk bisnis peluncuran satelit,” ungkap Handoko.
Saat ini, kata dia, ada beberapa konsorsium yang menyatakan minat untuk bermitra dengan BRIN. Meski begitu dia belum bisa menyampaikan dengan rinci pihak mana saja yang hendak bermitra untuk pembangunan bandara antariksa.
Dalam kesempatan itu, Handoko juga menyinggung soal posisi Indonesia yang memang menguntungkan secara geografis untuk peluncuran satelit. Hal ini berkaitan dengan potensi penghematan bahan bakar karena posisi geografis Indonesia.
“Indonesia berharap memiliki kemandirian dalam meluncurkan satelit untuk komunikasi, surveilans, mitigasi perubahan iklim, mitigasi bencana, dan sebagainya,” imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, Kepala Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa BRIN Erna Sri Adiningsih juga menyinggung soal komunikasi Space X dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) yang saat ini berganti menjadi BRIN.
Tinggalkan Balasan