Tandaseru — Kesiapan panitia lokasi Pramusim Liga 3 Wilayah Timur disesalkan. Pasalnya, tim yang menjalani laga semifinal di Halmahera Selatan, Maluku Utara, ‘diterlantarkan’ begitu saja.

Seperti yang terjadi pada tim Morotai United (MU). Kedatangan tim di Halsel pada Minggu (26/9) dini hari tak mendapat sambutan apapun dari panitia lokal. Alhasil, tim harus naik angkot dan pikap dari Pelabuhan Babang ke Kota Labuha.

Mantan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Pulau Morotai, Yanto A Gani dalam unggahan di akun Facebook-nya menyatakan sikap panitia seperti ini perlu dievaluasi.

“Jika seperti ini siapa yang disalahkan? Panitia lokal atau OC Provinsi Malut? Seharusnya banyak aspek yang dipertimbangkan baik dari sisi kesiapan maupun fasilitas. Kalau Halsel dianggap lebih layak dari Morotai, lantas ini apa?” beber Yanto yang juga Kepala Satpol PP Pulau Morotai itu.

“Saya tidak menyalahkan Pemda Halsel, tapi panitia provinsi yang seharusnya bertanggung jawab. Saya yakin Pemda Halsel juga pastinya keberatan dengan penentuan tempat semifinal di GBK Halsel,” sambungnya.

Ia mengaku, Pemda Morotai sebenarnya telah mengusulkan agar semifinal dan final memperebutkan Piala Gubernur ini diadakan di Stadion Merah Putih Morotai.

“Rapat dengan OC Provinsi dan PW Provinsi beberapa minggu yang lalu diusulkan begitu. Namun niat baik ASKAB dan panitia lokal Morotai akhirnya mentah, dan sekarang kita lihat sendiri foto berikut ini,” cetusnya.

Dalam foto yang dimaksud Yanto, para pemain tampak menumpangi angkot dan pikap dari pelabuhan ke tempat menginap di pusat Kota Labuha.

Informasi yang dihimpun tandaseru.com, tim Morotai United tak dijemput panitia lokal sehingga terpaksa menggunakan kendaraan apapun yang ditemukan di jalan.

Padahal saat babak penyisihan grup di Morotai, seluruh tim dijemput dengan fasilitas bus yang disiapkan pemda setempat.