“Memang ada sakit, tapi lama baru sakit. Itu juga cuma demam. Tapi seperti asam urat deng sakit yang lain tara pernah,” ujarnya.

“Orang-orang sering minta obat di saya. Obat akar kayu itu obat muntaber, obat damang, obat babatuk,” imbuh Maujud.

Dengan kondisi tubuh yang prima, Maujud tak pernah mengunjungi fasilitas kesehatan mana pun.

“Saya punya mata, telinga, masih normal semua. Saya punya penglihatan juga masih jauh, tara pernah pake kacamata,” terangnya.

Belum lama ini, ia baru selesai menanam 60 pohon singkong di kebunnya.

“Saya cari sendiri kebutuhan di rumah. Satu hari ada Rp 50 ribu, tergantung tong dapat,” ungkapnya.

Maujud bilang, sehari-hari ia tak pernah mengonsumsi nasi.

“Makan pisang. Kalau makan ikan, hanya ikan bakar, tara pake campur-campuran. Biar ada nasi, saya lebih pilih makan sagu,” akunya.

Zaman dulu, menurutnya pola hidup sehat lebih mudah dijalani. Sebab air bisa diminum langsung dari mata air alami.

“Zaman dulu tong minum air biasa, air yang mengalir dari kobong. Tong ambil terus isi di bulu (bambu, red), bawa di rumah langsung minum bagitu. Tara pake momasa (masak, red) lagi karena air alami jadi sehat,” terangnya.

“Tapi sekarang (orang-orang) cuma (minum) teh, gula, akhirnya tara sehat,” tandas Maujud.