Tandaseru — Pencarian KM Tiga Putri yang hilang kontak dalam pelayaran dari Pulau Taliabu, Maluku Utara, menuju Luwuk, Sulawesi Tengah, memasuki hari keempat, Jumat (10/9).
Pencarian kapal tersebut dilakukan tim gabungan yang dikoordinir Basarnas Palu.
Direktur LSM Rorano, M. Asghar Saleh yang melakukan pendampingan kasus hilangnya kapal barang tersebut menyatakan, sejak Jumat pagi tim SAR Palu telah bergerak ke lokasi yang diduga sebagai lokasi terakhir kapal berkapasitas 2 GT itu sebelum hilang kontak.
“Kakansar Palu Andreas Hendrik Johanes meminta saya memberi nomor telepon mereka yang berada di kapal Tiga Putri. Biar tim SAR bisa melakukan kontak langsung saat berada di laut. Ada beberapa nomor yang sudah saya berikan,” tutur Asghar kepada tandaseru.com.
“Pengalaman saya ikut operasi SAR, kapal SAR biasanya dilengkapi telepon satelit, sehingga saat berada di laut lepas tim bisa berkoordinasi atau mencari tahu posisi kapal yang hilang jika terhubung dengan telepon,” sambungnya.
Jarak antara Taliabu dan Luwuk jika ditempuh dengan perjalanan laut sekitar 149 nauticalmile. Kira-kira hampir sama dengan jarak Ternate ke Bitung.
Sebelumnya, berdasarkan manifest KM Tiga Putri disebut memuat 8 awak kapal. Belakangan, lewat investigasi Rorano, terungkap bahwa kapal ini juga memuat penumpang di luar fungsinya sebagai kapal barang. Bahkan jumlah penumpang yang tak terdaftar manifest itu mencapai puluhan orang.
“Pagi ini saya juga mendapat telepon dari keluarga di Desa Kawalu. Desa ini bagian dari Kecamatan Taliabu Barat. Ada dua warga Desa Kawalu atas nama Adil Duwila dan Lila Pati, keduanya berusia sekitar 30 tahun yang naik ke kapal Tiga Putri dengan membawa kopra dan coklat serta ikut berlayar. Keluarga sangat resah karena berita yang beredar tetap menyebut hanya ada 8 ABK di kapal Tiga Putri. Padahal kesaksian keluarga dan penjelasan beberapa kepala desa yang saya hubungi, semuanya sama menyebut ada keluarga atau warga desa mereka yang ikut berlayar,” papar Asghar.
Tinggalkan Balasan