“Yang perlu dilakukan itu petakan potensi-potensi yang kita punya, dan moderasikan dalam satu gerakan inovatif yang terkoneksi secara luas dengan melibatkan peran stakeholder lain seperti pemerintah, pelaku usaha, akademisi, media massa, platform pembiayaan, dan tetap menghitung dampak-dampak sosial, ekonomi, budaya,” sambung Zandry.
Jarkot sendiri tahun ini sedang mencoba meningkatkan kemampuan anggota dengan membuat pelatihan berkala setiap 2 hari tentang manajemen komunitas modern dengan penggunaan perangkat-perangkat inovatif. Langkah ini sebagai bagian dari menyiapkan SDM unggulan.
“Kemudian mempersiapkan agenda tahunan Pesta Komunitas Ternate IV, membumikan rempah sebagai identitas kota lewat berbagai momentum di tahun ini yang diturunkan lewat kegiatan partisipatif, aktifasi coworking space Jarkot sebagai ruang bersama, ruang inkubator yang mempertemukan para pejuang ekonomi kreatif dan komunitas-komunitas di Ternate, dimana terjadi pertukaran semangat, ide, pengetahuan dan lain-lain,” terang Zandry.
Namun hal terpentingnya, Zandry berujar, Jarkot akan berupaya bergerak cepat mendorong Kota Ternate punya city branding yang sesuai dengan nilai dan identitas kelokalan yang akhirnya bisa berperan mengangkat citra kota dengan berbagai kegiatan-kegiatan kreatif dan kolaborasi heksahelix.
“Wujud nyatanya dengan membagi Ternate ke 6 zonasi sesuai dengan karakter wilayah, potensi, dan landscape untuk diaktivasi dan didampingi masyarakatnya lewat program-program pemberdayaan dengan fokus pariwisata lokal sebagai dampak,” pungkasnya.
Tinggalkan Balasan