Tandaseru — Pria itu tampak serius mengais rongsokan dari tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Pulau Morotai, Maluku Utara, di Desa Dehegila, Kecamatan Morotai Selatan.

Dari jarak 50 meter pun bau busuk sampah sudah menyengat. Meski begitu, Ali Weka (60 tahun) –nama pria tersebut- tampak tak terganggu.

Berbekal besi pengait di tangan kanan dan karung di tangan kiri, satu per satu sampah yang bisa didaur ulang ia pungut.

Ali merupakan warga Daruba, Morotai Selatan. Namun ia menghabiskan lebih banyak waktu di TPA untuk mengais rongsokan. Apalagi kalau bukan untuk menghidupi keluarga, menyekolahkan anak-anaknya.

Pria berkacamata ini sudah mengumpulkan rongsokan sejak tahun 2014. Setiap hari, ia menunggu masuknya truk pengangkut sampah di TPA. Setelah truk menumpahkan muatannya, Ali mulai bekerja.

Ali Weka, pemungut sampah daur ulang di TPA Dehegila. (Tandaseru/Yunita Kaunar)

“Dalam sehari mobil sampah bisa 3 hingga 4 kali mengangkut sampah. Jadi dari situlah saya pungut kardus bekas ini untuk dijual,” ungkapnya kepada tandaseru.com, Agustus 2021.

Sampah yang dipungut antara lain kardus bekas, besi, botol plastik, botol kaca dan kertas bekas.

“Saya pungut ini setiap hari. Jadi pas mobil masuk buang sampah baru saya pungut,” sambungnya.