Tandaseru — 9 tahun dibangun, tambatan perahu di Desa Usbar Pantai, Kecamatan Morotai Selatan Barat (Morselbar), Pulau Morotai, Maluku Utara, kini rusak parah.

Lantai dermaga ini banyak berlubang. Sebagian tiang penyangganya patah. Konstruksi dermaga yang berbuat dari kayu pun telah rapuh.

Kondisi ini membuat tambatan perahu tak layak digunakan untuk berlabuh para nelayan. Padahal, ini merupakan satu-satunya tambatan perahu di desa tersebut.

Faisal, salah satu nelayan Usbar Pantai mengaku, puluhan perahu nelayan terpaksa bertahan dengan kondisi tersebut.

“Bagian yang rusak paling parah itu lantai dermaga, karena sebagian papannya sudah lepas, jadi lantainya sudah kosong. Selain itu, ada beberapa tiangnya juga sudah patah. Kemungkinan 2 sampai 3 tahun ke depan tambatan perahu ini akan ambruk dan tidak bisa lagi digunakan,” ungkapnya kepada tandaseru.com, Senin (23/8).

Faisal bilang, meskipun tambatan itu berbahaya digunakan, nelayan tak punya pilihan lain.

“Ya mau bagaimana lagi, tempat berlabuh sudah tidak ada. Karena di pantai sudah ada talud, jadi agak susah berlabuh untuk perahu ukuran besar, karena kalau air pasang dan angin kencang bisa bahaya untuk perahu,” imbuhnya.

Sekretaris Desa Usbar, Sahjid yang dikonfirmasi terpisah menjelaskan, tambatan tersebut pernah patah saat gempa bumi tahun 2018 silam.

“Awal dibangun itu panjangnya 130 meter. Saat gempa 2018 sebagian dermaganya ambruk tersisa tinggal 60 meter. Tambatan perahu itu dibangun melalui program PNPM Mandiri tahun 2012,” jelasnya.

Pemerintah desa setempat pernah berkonsultasi ke Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Morotai terkait masalah tambatan tersebut. Hanya saja ditolak.

“Karena menurut DPMD dia butuh biaya kurang lebih Rp 500 juta. Jadi dari DPMD sarankan kita buat proposal untuk diusulkan ke instansi terkait tapi kita belum ajukan,” pungkasnya.