Walaupun saya tahu betul inisiasi Insinyur sebenarnya telah mengikuti “kaidah-kaidah perencanaan”. Sebab Insinyur mengikuti calon dokumen RDTR saat itu. Alih-alih menunggu dokumen dilanjutkan hingga menjadi Dokumen Peraturan Daerah, Insinyur lebih memilih menjalankan calon dokumen perencanaan tersebut.
Ini yang menjadi kerisauan saya apakah langkah ini sudah tepat untuk Kota Maba? Sampai pada tahap ini. Saya mencoba memahami eksekusi tata ruang Insinyur terhadap Kota Maba sebagai kebanggaan kabupaten ini dalam rangka melakukan mitigasi bencana sedini mungkin dari aspek penggunaan lahan.
Apalagi saya pernah membaca analisis planner muda yang juga kawan baik saya, Sadhim Hi. Kader dalam karya ilmiahnya, Kota Maba merupakan daerah dengan tingkat kerawanan banjir paling tinggi. Dalam arahan karya ilmiah tersebut juga jelas, melakukan apa yang telah dilakukan Insinyur.
Saat ini beberapa titik wilayah di Halmahera Timur Tengah menghadapi ancaman banjir dengan kondisi cuaca yang cukup ekstrem. Kali Meja yang terletak di wilayah Wasile Timur meluap dan akibatnya aktifitas warga di wilayah tersebut terhambat. Pada tahun 2020 lalu, wilayah ini juga mengalami hal yang sama. Akibatnya petani di wilayah ini mengalami kerugian karena gagal panen.
Menurut hemat penulis apa yang telah Insinyur kerjakan bisa diterapkan pada wilayah lain yang memiliki potensi dengan kerawanan banjir tinggi.
Tentu ada bagian pekerjaan rumah lainnya yang harus diselesaikan Pemerintah Daerah. Apa yang telah dilakukan Insinyur di Kota Maba perlu dilanjutkan dengan pematangan dokumen perencanaan, yakni RDTR tadi.
Bukan hanya RDTR, bahkan RTRW Kabupaten pun perlu di-review. Apakah peruntukan lahannya masih sesuai dengan kondisi existing terkini. Apalagi akhir-akhir ini konflik ruang begitu masif terjadi. Pemerintah Daerah wajib tegas terhadap berbagai pelanggaran atas ruang wilayahnya. Saatnya berbenah.
Saya punya harapan bisa mewawancarai Insinyur mengenai visi besarnya terhadap ruang Halmahera Timur. Sayang, saya harus tahan mimpi saya untuk bisa menikmati kopi bersama Insinyur sembari melihatnya mengepul asap rokok Mild andalannya. Alfatihah serta salawat untuk alm. Insinyur Muhdin.(*)
Tinggalkan Balasan