Tandaseru — Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memperpanjang masa penahanan Pengacara MH. Pengacara asal Maluku Utara itu merupakan tersangka dalam kasus dugaan suap penanganan perkara di Pemkot Tanjung Balai.

Plt Jubir KPK, Ipi Maryati menjelaskan, masa penahanan Maskur diperpanjang selama 30 hari ke depan terhitung sejak 22 Juli 2021.

“Perpanjangan penahanan dilakukan untuk 30 hari ke depan berdasarkan penetapan kedua dari Ketua Pengadilan pada PN Jakarta Pusat, terhitung 22 Juli 2021 sampai dengan 20 Agustus 2021 di Rutan KPK Cabang Pomdam Jaya Guntur,” ujar Ipi dalam keterangannya, Jumat (16/7).

Dilansir dari Sindonews, dalam kasus ini KPK telah menetapkan tiga orang sebagai tersangka yakni penyidik KPK Nonaktif AKP SRP, Walikota Tanjung Balai periode 2016-2021 MS, dan seorang pengacara bernama MH.

Diduga SRP bersama MH sepakat untuk membuat komitmen dengan MS terkait penyelidikan dugaan korupsi di Pemerintah Kota Tanjung Balai untuk tidak ditindaklanjuti oleh KPK dengan menyiapkan uang sebesar Rp 1,5 miliar.

“MS menyetujui permintaan SRP dan MH tersebut dengan mentransfer uang secara bertahap sebanyak 59 kali melalui rekening bank milik RA (Riefka Amalia) teman dari saudara SRP dan juga MS memberikan uang secara tunai kepada SRP hingga total uang yang telah diterima SRP sebesar Rp 1,3 miliar,” ungkap Ketua KPK Firli Bahuri.

Setelah uang diterima, kata Firli, Stepanus kembali menegaskan kepada Maskur dengan jaminan kepastian bahwa penyelidikan dugaan korupsi di Pemerintah Kota Tanjung Balai tidak akan ditindaklanjuti oleh KPK.

Atas perbuatan tersebut, SRP dan MH disangkakan melanggar Pasal 12 huruf a atau huruf b atau Pasal 11 dan Pasal 12B UU Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana yang telah diubah dan ditambah UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.