Tandaseru — Jamalia Dano Kader, nenek berusia 70 tahun asal Desa Pangeo, Kecamatan Morotai Jaya, Pulau Morotai, Maluku Utara, punya kenangan sendiri dengan anggota TNI AL.
Pada tahun 1997, sejumlah anggota TNI AL mendatangi desanya. Kedatangan personel TNI dengan KRI itu untuk melakukan survei lokasi pendaratan tank amfibi.
“Angkatan Laut datang di Desa Pangeo saat itu bulan 3 tahun 1997. Mereka survei pelabuhan amfibi,” kata Jamalia kepada tandaseru.com, Minggu (4/7).
Lahan milik Jamalia termasuk dalam lokasi yang disurvei itu. Ia bahkan sudah dipesani agar tak menjual lahannya ke pihak lain.
“Pak Letnan Elka Setyawan bilang ke saya jangan kasih tanah ke siapa-siapa supaya bisa bangun markas Angkatan Laut dan pelabuhan amfibi,” tuturnya.
Jamalia mengaku senang akan ada markas AL yang dibangun di desanya. Sebab Morotai merupakan salah satu pulau terluar Indonesia yang berbatasan langsung dengan Filipina.
“Saya bersyukur karena ada keamanan di laut dan di darat. Apalagi kita dekat dengan negara lain. Pokoknya ada keamanan begitu torang masyarakat senang seperti,” timpalnya.

Saking senangnya, ia tak keberatan jika tanahnya dibayar dengan harga di bawah standar.
“Saya kasih tanah saya karena Angkatan Laut. Biar dengan harga di bawah juga saya kasih. Dan waktu itu dong (mereka, red) so ukur lahan tahun 2019,” kisahnya.
Tinggalkan Balasan