Tandaseru — Panitia Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) tingkat desa di Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara membandingkan kondisi keuangan panitia desa dengan tim seleksi calon kepala desa.

Ahyar Husen, Ketua Panitia Pilkades Desa Sabala, Kecamatan Morotai Selatan mengungkapkan, tim seleksi mengelola anggaran sebesar Rp 150 juta. Sedangkan anggaran untuk panitia Pilkades tingkat desa bahkan belum jelas hingga kini.

“Bukan saya membandingkan antara panitia seleksi Pilkades kabupaten dan panitia yang ada di desa. Namun dalam hemat saya ini tidak adil dalam penganggaran. Bagaimana tidak, kinerja di desa begitu besar namun dengan anggaran yang sedikit, sementara mereka timsel di kabupaten mempunyai anggaran yang begitu besar,” ungkap Ahayar kepada sejumlah wartawan, Selasa (6/4).

Ahyar bilang, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa harus jeli melihat kondisi tersebut. Jangan membiarkan perbedaan fasilitas antara panitia kabupaten dengan desa begitu jomplangnya.

“Beberapa hari lalu saya lihat di media ada pernyataan Rektor Unipas Morotai bahwa kedua akademisi yang dilibatkan dalam timsel Pilkades itu seharusnya mengantongi rekomendasi pihak kampus karena mengatasnamakan sebagai akademisi. Saya kira ini juga seharusnya jadi pertimbagan pihak DPMD,” tegasnya.

Dengan kondisi tahapan Pilkades yang sudah jalan, ia berharap DPMD tidak kaku mengambil kebijakan agar tak menyengsarakan panitia tertentu.

“Saya berharap kepada Kepala Dinas PMD agar jangan terlihat kaku mengambil satu kebijakan, yang m na orang bisa menilai bahwa jabatan yang kadis pimpin saat ini merupakan titipan dari luar,” tandas Ahyar.