Tandaseru — Pengurus Besar Jaringan Mahasiswa Nuku (PB dJAMAN) Maluku Utara mendesak kepolisian dan Pemerintah Kabupaten Halmahera Tengah secepatnya mengusut tuntas insiden pembantaian tiga warga Halteng di Hutan Halmahera.
Peristiwa berdarah itu sendiri terjadi pada Sabtu (20/3) lalu, di mana tujuh warga diserang orang tak dikenal (OTK) saat tengah berada di dalam hutan. Empat di antaranya berhasil selamat.
“Peristiwa pembantaian ini tidak hanya terjadi kali ini saja. Sebelumnya di tanggal 19 Maret 2019 juga terjadi pembantaian di Kali Waci, Kabupaten Halmahera Timur. Oleh karena itu, insiden memilukan ini harus menjadi perhatian serius bagi pemerintah maupun pihak kepolisian serta TNI agar secepatnya mengusut tuntas kasus ini,” ujar Ketua Umum PB dJAMAN Malut, Rizqi, Sabtu (27/3).
Pembantaian yang sering terjadi di Hutan Halmahera ini, kata dia, membuat semua pihak resah. Di sisi lain, timbul berbagai berbagai opini liar terkait suku terasing sebagai pelaku pembantaian.
“Hal ini dikarenakan belum adanya titik terang dari penyelesaian kasus ini. Karena itu, sekali lagi, pemerintah dan pihak terkait yakni Polda Malut sudah sepatutnya mengambil langkah solutif untuk menyelesaikan kasus ini dengan segera,” tuturnya.
Ia juga mengimbau masyarakat tidak mengambil kesimpulan soal pelaku pembunuhan sebab sejauh ini belum ada bukti yang cukup.
“Bila perlu, pihak kepolisian sesegera mungkin membentuk Tim Pencari Fakta (TPF) agar memfokuskan pengungkapan kebenaran di balik insiden pembantaian di Hutan Halmahera,” tegas Rizqi.
“Pihak kepolisian dan TNI juga harus membuat pos-pos pengamanan di titik-titik tertentu di Hutan Halmahera demi mencegah peristiwa serupa terjadi lagi. Misalnya meningkatkan keamanan dengan membuat pos-pos penjagaan untuk beberapa titik sentral di Hutan Halmahera,” tandasnya.
Tinggalkan Balasan