Tandaseru — Pemuda Weda, Kabupaten Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara, melakukan aksi mendesak diusutnya kasus pembunuhan yang menewaskan tiga orang di Hutan Halmahera akhir pekan kemarin.
Massa aksi juga meminta dihentikannya opini liar bahwa pelaku pembunuhan adalah warga Suku Tobelo Dalam (Togutil) sebelum ada hasil penyidikan polisi.
Aksi tersebut dilakukan Kamis (25/3) malam di Kota Weda. Massa aksi juga membawa sejumlah poster bertuliskan keprihatinan mereka.
Sala satu massa aksi, Jusman Sofyan ketika diwawancarai tandaseru.com mengatakan, dalam aksi tersebut ada beberapa hal yang mereka sampaikan.
“Pertama, kasus pembunuhan yang menewaskan tiga warga lokal oleh orang tak dikenal (OTK), adalah tindakan keji dan tidak berperi kemanusiaan. Sehingga aparat penegak hukum dituntut harus tegas dan cepat untuk menangkap pelaku yang hingga saat ini masih berkeliaran,” tutur Jusman, Jumat (26/3).

Kedua, pemuda Weda berharap masyarakat Maluku Utara umumnya, dan Halteng khususnya, tidak termakan isu-isu yang mengarah pada perpecahan.
“Kami berharap masyarakat menghormati proses hukum yang sedang berjalan, sehingga pelaku cepat teridentifikasi,” tegasnya.
Ketiga, masyarakat agar menahan diri dan tidak termakan opini atau dugaan yang mengarah pada kelompok tertentu, salah satunya Suku Tobelo Dalam.
“Kami pemuda Weda tetap mengawal proses hukum yang sedang berjalan dan berharap pihak kepolisian, dalam hal ini Polda Maluku Utara, secepatnya mengungkap kasus keji dan semoga tidak terulang kembali. Semoga dari keluarga korban diberikan ketabahan serta kekuatan,” pungkas Jusman.
Sebelumnya, pada 20 Maret 2021, 6 warga sipil dan 1 anggota TNI dikabarkan hilang setelah masuk Hutan Halmahera. Setelah upaya pencarian, 3 warga ditemukan tewas dan 4 lainnya selamat. Mereka mengaku diserang orang tak dikenal saat mengaso di sekitar Sungai Gwonley.
Tinggalkan Balasan