Tandaseru — Kasus positif Covid-19 di Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara, selama 10 bulan terakhir mencapai 537 kasus. Angka ini terhitung sejak merebaknya pandemi Maret 2020 hingga Januari 2021.

Dari 537 kasus tersebut, 4 diantaranya meninggal dunia. Keempatnya diklaim memiliki penyakit bawaan yang cukup sulit disembuhkan.

“4 orang meninggal dunia itu memang (karena) penyakit bawaan yang menyerta,” ungkap Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Morotai dr. Novindra Humbas, Senin (25/1).

Novindra bilang, pasien pertama yang meninggal dunia mengidap asma dan asam lambung. Sedangkan pasien kedua mengidap sakit paru atau TBC.

“Dari kasus itu pasien memang memiliki penyakit bawaan yang menyertai atau komorbid,” terangnya.

Pasien ketiga yang meninggal dunia, sambung Novindra, menderita kanker darah putih atau leukimia. Sementara pasien keempat mengidap kanker rahim dan anemia.

“Kalau yang ketiga itu dari Desa Korago, dia juga kanker darah leukimia dan yang keempat itu dari Desa Buho-buho dan anemia,” jelasnya.

Pada kasus pasien pertama, kata Novindra, saat di-rapid test awal nonreaktif. Namun gejala sakitnya khas Covid-19.

“Terus di-swab test belum keluar hasil sudah meninggal. Pas penguburan besok hasilnya keluar baru ketahuan (Covid-19). Sama juga dengan kasus 02 dari Desa Lusuo,” sambungnya.

Sementara pada kasus ketiga dan keempat yang meninggal dunia, sejak awal sudah terkonfirmasi corona. Keduanya pun langsung dilayani di ruang isolasi.

“Jadi kita penanganan Covid-19 signifikan pasien masuk langsung di-screening. Jika ada gejala langsung di-rapid, yang reaktif kita langsung transit ke ruang transit. Ruang transit ini untuk menunggu hasil PCR. Dan di ruang transit satu dua hari langsung keluar hasil. Jika hasilnya positif langsung masuk di ruang isolasi,” urai Novindra.

Ia mengungkapkan, di Morotai sudah ratusan orang terkena Covid-19 namun berhasil sembuh. Penyembuhan itu bisa juga terjadi dengan sendirinya tergantung imun tubuh seseorang.

“Covid-19 ini kan bisa sembuh sendiri. 14 hari sudah bisa sembuh. Dia tidak sama dengan HIV yang prosesnya lama, kalau kena dia dua tahun baru meninggal. ‘Enaknya’ di Covid-19 ini kan kalau sudah positif dan sembuh bisa dikatakan sudah aman untuk pandemi ini. Dan jika terpapar lagi kedua kali, 1×24 jam sel memori imun tubuhnya langsung bisa menyerang virus corona,” tandasnya.