Tandaseru — Aksi penolakan terhadap Undang-undang Cipta Kerja di Kota Ternate, Maluku Utara, berlanjut Kamis (8/10). Ribuan mahasiswa dari tiga kampus di Kota Ternate menggelar aksi di sejumlah titik menyuarakan penolakan tersebut.

Massa aksi yang merupakan gabungan Organisasi Cipayung terdiri atas HMI, LMND, IMM, GMKI, PMII serta Gamhas itu memusatkan aksi di Gedung DPRD dan Gedung Wali Kota Ternate. Tuntutan mereka diantaranya adalah pembatalan UU Ciptaker dan turunnya Presiden Joko Widodo yang dinilai gagal memimpin negara. Aksi ini mendapat pengawalan ketat aparat keamanan.

Mahasiswa di Ternate turun ke jalan menolak UU Ciptaker. (Tandaseru/Yunita)

Orator IMM Rifandi Umaternate dalam orasinya menyatakan, IMM menolak keras pengesahan UU Cipta Kerja tersebut. Pasalnya, beleid itu dinilai tak berpihak pada kepentingan kelompok rentan seperti pekerja.

“Dengan adanya pengesahan UU Cipta Kerja ini bakal menyengsarakan generasi kita ke depan, maupun para buruh dan tani,” ungkapnya.

Mahasiswa di Ternate turun ke jalan menolak UU Ciptaker. (Tandaseru/Yunita)

Hal yang sama diteriakkan Fanti, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Maluku Utara.

“Kita telah dijajah dan ditindas oleh negara kita sendiri, karena negara tidak mampu melindungi rakyatnya sendiri,” serunya.