Tandaseru — Rencana pemberlakukan metode belajar tatap muka di Kota Ternate, Maluku Utara kembali dibatalkan. Pasalnya, Ternate belum juga beranjak dari status zona oranye.

Sebelumnya, Ketua Komisi III DPRD Anas U. Malik usai pertemuan dengan Kepala Dinas Pendidikan Ibrahim Muhammad mengatakan, pemerintah berencana melakukan pembelajaran tatap muka pekan depan.

Namun saat dikonfirmasi, Ibrahim mengaku informasi yang disampaikan Anas memang berasal dari dirinya. Hanya saja, kata dia, informasi tersebut merupakan prediksi belaka.

“Ini saya klarifikasi biar jelas. Memang ketika pembahasan KUA-PPAS, apa yang disampaikan oleh Pak Anas itu sumber informasinya dari saya. Jadi begini, ketika dalam empat hari ini nihil kasus positif, maka status zona Ternate akan menjadi kuning. Makanya saya kasih tahu kemungkinan setelah UTS akan terapkan tatap muka,” jelas Ibrahim, Selasa (29/9).

Namun setelah mengonfirmasi perkembangan kasus Covid-19 di Ternate kepada Kepala Bidang Operasional Satuan Tugas M. Arif Abdul Gani, penambahan kasus positif masih terus terjadi. Dengan demikian, status Kota Ternate masih tetap berada di zona oranye.

“Jika berdasarkan pada Surat Keputusan Bersama (SKB) empat menteri yakni Mendikbud, Menteri Kesehatan, Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri, wilayah yang berada di zona oranye tidak dibolehkan menerapkan pembelajaran tatap muka,” tegasnya.

“Kasus positif Covid-19 hari ini bertambah 6 kasus baru, total kasus Covid-19 Kota Ternate saat ini mencapai kumulatif positif kasus,” ungkap Ibrahim.

Ibrahim bilang, Kecamatan Pulau Moti yang sebelumnya sudah dibolehkan melakukan pembelajaran tatap muka pun mesti dihentikan, sebab sudah terdapat kasus positif Covid-19 di kecamatan tersebut.

Sampai saat ini, wilayah yang dibolehkan menerapkan pembelajaran tatap muka hanyalah Kecamatan Batang Dua dan Kecamatan Pulau Hiri, sebab kedua kecamatan tersebut berada di zona hijau.

“Ya kalau zona oranye kami di Dinas Pendidikan pasti belum akan membuka kembali sekolah,” ucapnya.

Ibrahim juga meminta Satuan Tugas Covid-19 Kota Ternate membuat peta sebaran kasus positif yang bersifat lokal, bukan nasional. Sebab, kata dia, geografis Kota Ternate tak hanya berada di satu daratan, melainkan kepulauan, sehingga pulau yang tidak ada kasus positif bisa diizinkan melakukan pembelajaran tatap muka.

Menanggapi maraknya protes warga yang mempertanyakan pembukaan bioskop sedangkan sekolah ditutup, Ibrahim menegaskan kedua hal tersebut tak bisa disamakan.

“Jangan analogikan dengan bioskop. Kalau anak-anak terpapar di mal, itu orang akan mempersoalkan kenapa anak-anak ke mal. Tapi kalau sekolah dibuka dan anak terpapar, (orang akan bilang) kenapa kepala dinas harus buka sekolah?” tandasnya.