Tandaseru — Nama SMA Muhammadiyah Ternate ikut terseret dalam merebaknya isu dugaan ijazah palsu yang melibatkan salah satu bakal calon bupati di Halmahera Selatan. Sekolah yang berlokasi di Kelurahan Toboko, Kota Ternate tersebut tercatat mengeluarkan ijazah atas nama Usman Sidik di tahun 1992 yang kini menjadi kandidat bupati Halsel.

Menanggapi polemik ijazah palsu ini, Alumni SMA Muhammadiyah Ternate Yahya Alhaddad menyatakan, soal ijazah palsu ini mempertaruhkan nama baik lembaga. SMA Muhammadiyah Ternate yang telah mencetak banyak alumni hebat, menurut Yahya, harusnya langsung menjawab soal ini dengan membuka buku induk sekolah.

“Langsung saja buka buku induk, lalu diteruskan dengan melihat ke dinas terkait. Jika di tahun 1992 kita masih tergabung dengan Provinsi Maluku, maka harus dicek dan dicari hingga ditemukan,” tukas Yahya yang juga mantan Ketua Umum PW Ikatan Pelajar Muhammadiyah Maluku Utara ini, Minggu (23/8).

Selain itu, mantan Sekretaris Umum PC Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Ternate ini menambahkan, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Maluku Utara tidak seharusnya turun dan mengklarifikasi persoalan ini. Karena bisa membuat polemik negatif di kalangan warga, terutama warga Muhammadiyah.

“PWM ini lembaga besar, kenapa harus ikut konferensi pers? Biarkan saja SMA Muhammadiyah Ternate dan dinas terkait yang menjawab itu,” tambah Yahya.

Yahya sendiri berencana menggelar temu alumni SMA Muhammadiyah Ternate untuk semua angkatan. Tujuannya, agar informasi soal ijazah palsu ini dibicarakan bersama antara alumni, mantan guru, dan mantan kepala sekolah.

“Semuanya akan kita undang dan berkumpul membahas soal ini. Dari alumni, guru, dan kepala sekolah, dalam rangka mencari kevalidan soal alumni,” jelas Yahya.

Rencana temu alumni sendiri, kata Yahya, telah dibahas bersama alumni-alumni SMA Muhammadiyah Ternate yang lain. Temu alumni akan digelar tanggal 3 September 2020 di Istana Café Kota Ternate.

“Usai itu kita harus mendata alumni semua angkatan. Kita harus punya data yang jelas, agar masalah-masalah seperti tidak terjadi lagi,” tutup Yahya.