Ismail Sahjuan Sangadji atau Ismail Digoel adalah pejuang kemerdekaan Indonesia dari Kabupaten Kepulauan Sula, Maluku Utara. Jasa dan pengorbanannya untuk negara dihargai uang pensiun yang terhenti setelah sang istri meninggal dunia.
Tandaseru — Malam yang tenang di Desa Waitulia Kecamatan Mangoli Tengah, Kabupaten Kepulauan Sula, Maluku Utara ketika tandaseru.com menyambangi kediaman Halim Sangadji. Halim, lelaki yang suka berkelakar itu, sudah menunggu di ruang tamunya. Ia merupakan cucu tertua Ismail Sahjuan Sangadji yang juga dikenal dengan nama Ismail Digoel.
Halim bercerita, kakeknya mendapat nama Ismail Digoel lantaran pengasingannya oleh Belanda di Boven Digoel, Provinsi Papua. Ismail sendiri lahir di Sula pada 1887. Ia terlibat langsung dalam perlawanan melawan Belanda pada masa kolonialisme.
Di lingkungan keluarga, Ismail akrab disapa Tete Rambu Panjang (kakek berambut panjang, red) atau Tete Digoel.
“Kami anak cucu biasa panggil Tete Rambu Panjang, tapi ada orang yang panggil Tete Digoel,” tutur Halim, Jumat (14/8).
Halim lalu menunjukkan dua lembar Surat Keputusan Pensiun dari Pemerintah Indonesia atas nama Ismail Sahjuan Sangadji dan istrinya, Ramlah Pauwah. Surat itu menjadi bukti peran Ismail dalam merintis kemerdekaan.
Tinggalkan Balasan